Kamis, 13 Juni 2013

Analisa Ion Berdasarkan Reaksi Pembentukan Komplek



Tujuan
1.      Mahasiswa memahami prinsip reaksi pembentukan kompleks dalam analisa kualitatif anorganik.
2.      mahasiswa memahami aplikasi atau fungsi reaksi pembentukan kompleks dalam analisis kualitatif          anorganik.
ALAT :
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Pipet tetes
4.      Pembersih tabung reaksi
Bahan :
1.      NH3
2.      Fecl3
3.      CUSO4 0,1 M
4.      CO(NO3)2.6H2O 0,1 M
5.      NI (II) 0,1 M
6.      ZNSO4.7H2O 0,1 M
7.      NA2S2O3.5H2O 0,1 M
8.      K4 (FE(CN)6) 0,05 M
9.      K3 (FE(CN)6) 0,33 M
10.  CH3COONA.3H2O 0,5 M
11.  ASAM SALISILAT 0,2 %
12.  PB (NO3)2 0,1 M
13.  AG (NO3)2
14.  AMONIAK
15.  HCL
16.  KSCN

Pembahasan
Reaksi pembentukan kompleks adalah reaksi yang sering digunakan pada analisis anorganik kualitatif. Suatu ion atau molekul komplek terdiri dari satu atom ( ion ) pusat dan sejumlah ligan yang terkait erat dengan atom pusat itu.ligan adalah molekul sederhana yang dalam senyawa komplek bertindak sebagai donor pasangan elektron.Atom pusat ditandai oleh bilangan koordinasi,yaitu suatu angka bulat yang menunjukan jumlah ligan ( monodentat ) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan suatu atom pusat.
Senyawa komplek memiliki sifat yaitu :
1.      Memiliki sifat berwarna
Banyak komplek logam transisi memiliki warna khas. Senyawa kompleks memiliki sifat bewarna karena dapat menyerap energi pada daerah sinar tampak dari tingkat orbital molekul molekul komplek yang diisi elektron ke tingkat energi kosong.penyerapan digunakan untuk melakukan transisi elektronik pada atom pusat.warna itu muncul akibat interaksi optis             ( pemompa optis atau cahaya ) ligan dengan atom pusat,setelah dalam bentuk senyawa kompleks setiap senyawa kompleks memiliki warna yang berbeda – beda.Hal ini disebabkan karena berbeda ligan,berbeda tingkat energi dan berbeda pula panjang gelombang yang dipancarkan.warna ini dapat dilihat oleh mata kita karena spektrum elektromagnetiknya dapat ditangkap mata ( termasuk dalam sinar tampak = 400 – 800 nm ).
2.      Kenaikan larutan
Salah satu fenomena jika ion atau molekul kompleks terbentuk adalah kenaikan kelarutan.Banyak endapan dapat melarut karena pembentukan kompleks atau merupakan penyebab dari melarutnya endapan dalam reagensia berlebih.
3.      Sifat magnetik
Senyawa kompleks dapat bersifat diamagnetik ataupun para magnetik. Hal ini karena ditentukan oleh jumlah elektron tak berpasangan yang terdapat pada orbital dari ion logam penyusun senyawa kompleks.
Dalam percobaan ini,reaksi pembentukan komples digunakan untuk mengidentifikasi kation dan anion.kation atau anion diperoleh dengan mencampurkan larutan dengan berbagai konsentrasi dan disertai penambahan reagent sedikit ataupun banyak.larutan yang digunakan berbeda – beda konsentrasinya.karena pembentukan kompleks sangat tergantung pada konsentrasi.apabila konsentrasinya lebih pekat,maka akan terjadi perubahan lebih cepat pada senyawa kompleks.

Adapun fungsi dari reaksi pembentukan kompleks pada analisa kualitatif anorganik adalah :
1.      Uji spesifik atau khusus terhadap ion
Beberapa reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks dapat dipakai sebagai uji terhadap ion – ion.dibawah ini adalah uji spesifik terhadap kation dan anion :
a.       Larutan CU2+
Larutan CUSO4 0,1 M ( biru muda ) direaksikan dengan amoniak pekat sebanyak 1 tetes.Menghasilkan warna biru pada larutan dan terdapat endapan berwarna biru dan berbentuk butiran – butiran ( serbuk ).
Reaksi :

Ketika ditambah reagen banyak ( setetes amoniak ), endapan larut dan terjadi warna biru tua yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat ( II )
b.      Larutan CO2+
Larutan CO ( NO3)2.6 H2O ( merah muda ) direaksikan dengan amoniak pekat sebanyak 1 tetes.menghasilkan larutan warna hijau dan ada endapan berwarna hijau pula.

Setelah ditambah setetes amoniak,warna larutan berubah menjadi hijau tua,reagensia berlebih dapat melarutkan endapan.

c.       Larutan NI2+

Larutan NI ( II ) ( hijau muda ) direaksikan dengan amoniak pekat 1 tetes,menghasilkan warna biru muda dan tak ada endapan.menurut literatur warna yang dihasilkan adalah endapan warna hijau endapan nikel ( II ) hidroksida reaksi :


 
Setelah ditambah 5 tetes larutan amoniak warna larutan menjadi biru keunguan.endapan larut dalam regensia berlebih.

d.      Larutan Zn2+

Larutan ZNSO4  7 H2O 0,1 M Direaksikan dengan amoniak pekat sebanyak 1 tetes menghasilkan endapan putih Zink hidroksida

Setelah ditambah regensia berlebih endapan mudah larut dan menghasilkan ion tetraamina Zinkat (II),larutan menjadi tak bewarna

e.       Larutan s2o32-
Larutan NA2S2O3. 5 H2O 0,1 N ( Tak bewarna ) direaksikan dengan FECL3 sebanyak 1 tetes

Warna tetap setelah ditambah 5 tetes FECL3 larutan menjadi coklat bening ( lembayung tua ). Karena terbentuk kompleks ditiosulfatobesi ( III )
f.       Larutan SCN-
Larutan Kscn ( tak bewarna ) direaksikan dengan 1 tetes fecl3 menghasilkan merah tua,reaksi

Setelah ditambah 5 tetes Fecl3 warna larutan menjadi merah darah ( tambah pekat ).
g.      Larutan [FE(CN)6]4-
Larutan K4 (Fe(CN)6) 0,05 M ( kuning bening ) direaksikan dengan 1 tetes Fecl3 menghasilkan larutan hijau kebiruan dan endapan biru ( Heksasianaferat II )

Setelah ditambah reagensia berlebih endapan bertambah
h.      Larutan [FE(CN)6]3-
Larutan K5 (Fe (CN)6] 0,33 M ( kuning bening ) direaksikan dengan 1 tetes Fecl3 menghasilkan warna hijau tua dan tak ada endapan.

Ditambah fecl3 berlebih warna menjadi coklat kekuningan dan tak ada endapan.pewarnaan coklat disebabkan pembentukan besi ( III ) heksasianoferat ( III ) yang tak terdisasiosi.
i.        Larutan CH3COO-
Larutan CH3COONA . 3 H2O 0,5 M ( tak bewarna ) direaksikan dengan satu tetes Fecl3 menghasilkan warna larutan kuning.seharusnya warna yang dihasilkan adalah merah tua yang disebabkan oleh pembentukan ion kompleks [Fe3(OH)2 (CH3COO)6]+

Setelah ditambah 5 tetes Fecl3 warna larutan menjadi semakin pekat.
j.        Larutan asam salisilat ( C7H5O3- )
Larutan asam salisilat 0,2 % ( tak bewarna ) ditambah 1 tetes Fecl3 menghasilkan warna larutan ungu Tua.

Setelah ditambah Fecl3 ditambah 5 tetes warna larutan menjadi semakin pekat.

2.      Masking atau penutup
Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu reagensia mungkin akan muncul gangguan karena kehadiran ion lain yang juga bereaksi dengan reagensia.gangguan dapat dicegah dengan menambah zat penutup ( masking agent ) yang membentuk kompleks stabil dengan ion pengganggu. Dalam percobaan ini ditambahkan hcl 0,5 M yang bertujuan untuk mengendapkan PB2+,sehingga tidak mengganggu reaksi antara reagen dengan reaktan.
Reaksi :

Prinsip dari pembentukan kompleks adalah didasarkan pada terbentuknya warna atau endapan saat direaksikan dengan reagent sedikit atau banyak. Aplikasi dari senyawa kompleks sangat beragam,yaitu :
1.      Dibidang industri untuk penentuan kesadahan air untuk titrasi EDTA.
2.      Dibidang kesehatan,sintesis senyawa kompleks besi ( II ) menggunakan ligan turunan 1,10 phenantrolin digunakan sebagai senyawa obat pada terapi tumor atau kanker.
3.      Dibidang lingkungan proses bio sintesis asam oksalat oleh jamur pembusuk coklat.
4.      Dibidang kimia analitik,digunakan pada pemisahan dan pengenalan kation atau anion dalam bagan analisa kualitatif.
5.      Dibidang pertanian,untuk peningkatan efisiensi pupuk N dengan rekayasa kelat urea – humat pada tanah tekstur kasar ( entiso ) dengan tebu p5 – 851 sebagai tanaman indikator.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar