Tujuan
1. Mahasiswa
memahami prinsip reaksi pembentukan kompleks dalam analisa kualitatif anorganik.
2. mahasiswa
memahami aplikasi atau fungsi reaksi pembentukan kompleks dalam analisis
kualitatif anorganik.
ALAT
:
1.
Tabung
reaksi
2.
Rak
tabung reaksi
3.
Pipet
tetes
4.
Pembersih
tabung reaksi
Bahan
:
1.
NH3
2.
Fecl3
3.
CUSO4
0,1 M
4.
CO(NO3)2.6H2O
0,1 M
5.
NI
(II) 0,1 M
6.
ZNSO4.7H2O
0,1 M
7.
NA2S2O3.5H2O
0,1 M
8.
K4
(FE(CN)6) 0,05 M
9.
K3
(FE(CN)6) 0,33 M
10.
CH3COONA.3H2O
0,5 M
11.
ASAM
SALISILAT 0,2 %
12.
PB
(NO3)2 0,1 M
13.
AG
(NO3)2
14.
AMONIAK
15.
HCL
16.
KSCN
Pembahasan
Reaksi
pembentukan kompleks adalah reaksi yang sering digunakan pada analisis
anorganik kualitatif. Suatu ion atau molekul komplek terdiri dari satu atom (
ion ) pusat dan sejumlah ligan yang terkait erat dengan atom pusat itu.ligan
adalah molekul sederhana yang dalam senyawa komplek bertindak sebagai donor
pasangan elektron.Atom pusat ditandai oleh bilangan koordinasi,yaitu suatu
angka bulat yang menunjukan jumlah ligan ( monodentat ) yang dapat membentuk
kompleks yang stabil dengan suatu atom pusat.
Senyawa
komplek memiliki sifat yaitu :
1.
Memiliki
sifat berwarna
Banyak
komplek logam transisi memiliki warna khas. Senyawa kompleks memiliki sifat
bewarna karena dapat menyerap energi pada daerah sinar tampak dari tingkat
orbital molekul molekul komplek yang diisi elektron ke tingkat energi
kosong.penyerapan digunakan untuk melakukan transisi elektronik pada atom
pusat.warna itu muncul akibat interaksi optis ( pemompa optis atau cahaya )
ligan dengan atom pusat,setelah dalam bentuk senyawa kompleks setiap senyawa
kompleks memiliki warna yang berbeda – beda.Hal ini disebabkan karena berbeda
ligan,berbeda tingkat energi dan berbeda pula panjang gelombang yang
dipancarkan.warna ini dapat dilihat oleh mata kita karena spektrum elektromagnetiknya
dapat ditangkap mata ( termasuk dalam sinar tampak = 400 – 800 nm ).
2.
Kenaikan
larutan
Salah
satu fenomena jika ion atau molekul kompleks terbentuk adalah kenaikan
kelarutan.Banyak endapan dapat melarut karena pembentukan kompleks atau merupakan
penyebab dari melarutnya endapan dalam reagensia berlebih.
3.
Sifat
magnetik
Senyawa
kompleks dapat bersifat diamagnetik ataupun para magnetik. Hal ini karena
ditentukan oleh jumlah elektron tak berpasangan yang terdapat pada orbital dari
ion logam penyusun senyawa kompleks.
Dalam
percobaan ini,reaksi pembentukan komples digunakan untuk mengidentifikasi
kation dan anion.kation atau anion diperoleh dengan mencampurkan larutan dengan
berbagai konsentrasi dan disertai penambahan reagent sedikit ataupun banyak.larutan
yang digunakan berbeda – beda konsentrasinya.karena pembentukan kompleks sangat
tergantung pada konsentrasi.apabila konsentrasinya lebih pekat,maka akan
terjadi perubahan lebih cepat pada senyawa kompleks.
Adapun
fungsi dari reaksi pembentukan kompleks pada analisa kualitatif anorganik
adalah :
1.
Uji
spesifik atau khusus terhadap ion
Beberapa
reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks dapat dipakai sebagai uji
terhadap ion – ion.dibawah ini adalah uji spesifik terhadap kation dan anion :
a. Larutan
CU2+
Larutan CUSO4 0,1 M ( biru
muda ) direaksikan dengan amoniak pekat sebanyak 1 tetes.Menghasilkan warna
biru pada larutan dan terdapat endapan berwarna biru dan berbentuk butiran –
butiran ( serbuk ).
Reaksi :
Ketika
ditambah reagen banyak ( setetes amoniak ), endapan larut dan terjadi warna
biru tua yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat ( II )
b. Larutan
CO2+
Larutan
CO ( NO3)2.6 H2O ( merah muda ) direaksikan dengan
amoniak pekat sebanyak 1 tetes.menghasilkan larutan warna hijau dan ada endapan
berwarna hijau pula.
Setelah ditambah
setetes amoniak,warna larutan berubah menjadi hijau tua,reagensia berlebih
dapat melarutkan endapan.
c. Larutan
NI2+
Larutan NI ( II ) ( hijau muda ) direaksikan dengan amoniak pekat 1 tetes,menghasilkan warna biru muda dan tak ada endapan.menurut literatur warna yang dihasilkan adalah endapan warna hijau endapan nikel ( II ) hidroksida reaksi :
Setelah
ditambah 5 tetes larutan amoniak warna larutan menjadi biru keunguan.endapan
larut dalam regensia berlebih.
d. Larutan
Zn2+
Larutan
ZNSO4 7 H2O 0,1 M Direaksikan dengan
amoniak pekat sebanyak 1 tetes menghasilkan endapan putih Zink hidroksida
Setelah
ditambah regensia berlebih endapan mudah larut dan menghasilkan ion tetraamina
Zinkat (II),larutan menjadi tak bewarna
e. Larutan
s2o32-
Larutan
NA2S2O3. 5 H2O 0,1 N ( Tak bewarna ) direaksikan dengan FECL3 sebanyak 1 tetes
Warna
tetap setelah ditambah 5 tetes FECL3 larutan menjadi coklat bening ( lembayung
tua ). Karena terbentuk kompleks ditiosulfatobesi ( III )
f. Larutan
SCN-
Larutan
Kscn ( tak bewarna ) direaksikan dengan 1 tetes fecl3 menghasilkan merah
tua,reaksi
Setelah
ditambah 5 tetes Fecl3 warna larutan menjadi merah darah ( tambah pekat ).
g. Larutan
[FE(CN)6]4-
Larutan K4
(Fe(CN)6) 0,05 M ( kuning bening ) direaksikan dengan 1 tetes Fecl3
menghasilkan larutan hijau kebiruan dan endapan biru ( Heksasianaferat II )
Setelah ditambah
reagensia berlebih endapan bertambah
h. Larutan
[FE(CN)6]3-
Larutan
K5 (Fe (CN)6] 0,33 M ( kuning bening ) direaksikan dengan 1 tetes Fecl3
menghasilkan warna hijau tua dan tak ada endapan.
Ditambah
fecl3 berlebih warna menjadi coklat kekuningan dan tak ada endapan.pewarnaan
coklat disebabkan pembentukan besi ( III ) heksasianoferat ( III ) yang tak
terdisasiosi.
i.
Larutan CH3COO-
Larutan
CH3COONA . 3 H2O 0,5 M ( tak bewarna ) direaksikan dengan satu tetes Fecl3
menghasilkan warna larutan kuning.seharusnya warna yang dihasilkan adalah merah
tua yang disebabkan oleh pembentukan ion kompleks [Fe3(OH)2 (CH3COO)6]+
Setelah
ditambah 5 tetes Fecl3 warna larutan menjadi semakin pekat.
j.
Larutan asam salisilat
( C7H5O3- )
Setelah
ditambah Fecl3 ditambah 5 tetes warna larutan menjadi semakin pekat.
2. Masking
atau penutup
Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu
reagensia mungkin akan muncul gangguan karena kehadiran ion lain yang juga
bereaksi dengan reagensia.gangguan dapat dicegah dengan menambah zat penutup (
masking agent ) yang membentuk kompleks stabil dengan ion pengganggu. Dalam
percobaan ini ditambahkan hcl 0,5 M yang bertujuan untuk mengendapkan PB2+,sehingga
tidak mengganggu reaksi antara reagen dengan reaktan.
Reaksi
:
Prinsip
dari pembentukan kompleks adalah didasarkan pada terbentuknya warna atau
endapan saat direaksikan dengan reagent sedikit atau banyak. Aplikasi dari
senyawa kompleks sangat beragam,yaitu :
1. Dibidang
industri untuk penentuan kesadahan air untuk titrasi EDTA.
2. Dibidang
kesehatan,sintesis senyawa kompleks besi ( II ) menggunakan ligan turunan 1,10
phenantrolin digunakan sebagai senyawa obat pada terapi tumor atau kanker.
3. Dibidang
lingkungan proses bio sintesis asam oksalat oleh jamur pembusuk coklat.
4. Dibidang
kimia analitik,digunakan pada pemisahan dan pengenalan kation atau anion dalam
bagan analisa kualitatif.
5. Dibidang
pertanian,untuk peningkatan efisiensi pupuk N dengan rekayasa kelat urea –
humat pada tanah tekstur kasar ( entiso ) dengan tebu p5 – 851 sebagai tanaman
indikator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar