Selasa, 18 Juni 2013

ANALISA ION-ION ANORGANIK DALAM URIN


·         
I. TUJUAN
1. Mampu melakukan analisiskualitatif ion-ion anorganik dalam urin
2. Mampu menentukan kandungan ion-ion anorganik dalam urin
II. ALAT
1. Cincin besi dan penahannya
2. Kertas lakmus merah
3. Botol sampel
4. Tabung reaksi dan rak
5. Kawat nikrom
6. Kasa asbes
7. Pipet tetes
8. Lampu spiritus
9. Gelas beker 100mL
III. BAHAN
1. Urin
2. HNO3 6M
3. NaOH 6M
4. HCl 6M
5. (NH4)2SO4 O,02M
6. BaCl2 0,1M
7. NaCl 0,1M
8. CuSO4 0,1M
9. Ca(NO3)2 0,01M
10. (NH4)2C2O4 0,2M
IV. PROSEDUR KERJA
1. Uji ion Natrium
• Standar
a) Dibersihkan kawat mikro dengan HCl 6M
b) Dimasukkan kawat bersih dalam 2mL NaCl 0,1M dalam tabung reaksi
c) Dipanaskan dalam nyala pada daerah oksidasi
d) Dihasilkan warna kuning yang kuat dan menunjukkan adanya ion Natrium
• Urin
a) Diambil 2mL urin dimasukkan dalam tabung reaksi
b) Ditambahkan 10 tetes HCl 6M
c) Dimasukkan kawat bersih dalam urin yang telah diasamkan
d) Dipanaskan dalam nyala api
e) Diamati apa yang terjadi
f) Hasil
2. Uji ion Ammonium
• Standar
a) Dipasang cincin besi dan penahannya, kasa asbes, lampu spiritus dan gelas beker 100mL
b) Dipanaskan air 50mL hingga mendidih
c) Ditambahkan 10 tetes NaOH 6M pada 2mL (NH4)2SO4 0,02M pada tabung
d) Dibasahi lakmus merah dengan akuades dan diletakkan dimulut tabung reaksi
e) Ditempatkan tabung reaksi dan lakmus merah dalam beker yang berisi air panas
f) Diamati apa yang terjadi
g) Hasil
• Urin
a) Dimasukkan 2mL urin dalam tabung reaksi
b) Ditambahkan 10 tetes NaOH 6M
c) Dibasahi lakmus merah dengan akuades dan diletakkan dimulut tabung reaksi
d) Ditempatkan tabung reaksi dan lakmus merah dalam beker yang berisi air panas
e) Diamati apa yang terjadi
f) Hasil
3. Uji ion Kalsium
• Standar
a) Ditambahkan 10 tetes (NH4)2C2O4 0,2M pada 2mL Ca(NO3)2 0,01M pada tabung reaksi
b) Diamati apa yang terjadi
c) Hasil
• Urin
a) Dimasukkan 2mL urin dalam tabung reaksi
b) Ditambahkan 10 tetes (NH4)2C2O4 0,2M
c) Dilarutkan beberapa menit
d) Diamatai apa yang terjadi
e) Hasil
4. Uji ion Klorida
• Standar
a) Ditambahkan 5 tetes CuSO4 0,1M pada 2mL NaCl 0,1M dalam tabung reaksi
b) Diamati apa yang terjadi
c) Hasil
• Urin
a) Dimasukkan 2mL urin dalam tabung reaksi
b) Ditambahkan 10 tetes HNO3 6M
c) Ditambahkan 5 tetes CuSO4 0,1M
d) Diamati apa yang terjadi
e) Hasil
5. Uji ion Sulfat
• Standar
a) Ditambahkan 10 tetes BaCl2 0,1M pada 2mL (NH4)2SO4 0,02M dalam tabung reaksi
b) Diamati apa yang terjadi
c) Hasil
• Urin
a) Dimasukkan 2mL urin dalam tabung reaksi
b) Ditambahkan 5 tetes HCl 6M
c) Ditambahkan 10 tetes BaCl2 0,1M
d) Diamati apa yang terjadi
e) Hasil
V. PEMBAHASAN
Komposisi materi yang terdapat dalam urin memberikan banyak informasi metabolisme tubuh. Umumnya adalah urea, asam urat, asam laktat, dan asam sulfat. Berikutnya adalah ion Cl- dan Na+. Ion anorganik lain dengan konsentrasi 0,01% atau lebih dalam individu sehat meliputi NH4+, K+, Ca2+, PO43-, dan SO42- . pH dalam urin sekitar 4,5 sampai 7,5.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Anonimous, 2011).
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat (Anonimous, 2011).
Urine dibentuk oleh ginjal dalam menjalankan fungsinya secara homeostatik. Sifat dan susunan urin dipengaruhi oleh faktor fisiologis, misalnya masukan diet, bebagai proses dalam tubuh, suhu lingkungan, stress, mental dan fisik (Scanlon dan Sanders, 2000).
Faktor yang mempengaruhi urin adalah: 1)jumlah air yang diminum, 2) sistem saraf, 3) hormon ADH, 4)banyak garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap, 5)pada penderita diabetes mellitus, pengeluaran glukosa diikuti oleh kenaikan volume urin (Thenawijaya, 1995).
Materi yang terkandung dalam urin dapat diketahui melalui analisa kuantitatif dan analisa kualitatif. Analisa kuantitatif adalah analisa untuk mengetahui jumlah atau konsentrasi zat. Sedangkan analisa kualitatif adalah analisa untuk megetahui ada atau tidaknya kandungan zat tanpa melihat kuantitasnya. Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan metode konvensional atau instrumental. Cara konvensional dapat dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan pereaksi yang khas untuk zat yang diinginkan. Sedangkan analisa dengan instrumental dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu, misalnya dengan kromatografi.
Pada percobaan ini dilakukan tes urin untuk mendeteksi adanya ion-ion Na+, NH4+, Ca2+, Cl- , dan SO42- . Untuk mengetahui masing-masing ion, sebelumnya dilakukan tes pada larutan standar yang sudah diketahui kandungan ionnya.
1. Analisa ion Natrium
Ion Natrium dapat di deteksi dari karakteristik yang dipancarkan oleh pemanasan kuat dari bunsen. Pada larutan standar dihasilkan warna kuning kuat saat kawat nikrom dicelupkan lalu dipanaskan pada nyala oksidasi bunsen. Sedangkan pada sampel urin yang telah ditambah HCl, juga menghasilkan warna kuning yang kuat saat kawat nikrom di panaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel urin mengandung ion Natrium.
Na+ dapat dideteksi dari karakteristik warna kuning kuat saatdipanaskan. Natrium tidak tereksitasi memiliki konfigurasi 1s2, 2s2, 2p6. Jika dipanaskan, electron akan mendapat energy untuk berpindah ke orbital kosong(tereksitasi) pada level lebih tinggi, tergantung berapa banyak energi yang diserap. Perpindahan electron ini akan melepaskan sejumlah energy yang dilihat sebagai cahaya dengan spectrum garis yang berwarna kuning. Panjang gelombang warna kuning adalah 560-590 nm.



2. Analisa ion Ammonium
Ion ammonium diuji dengan penambahan larutan NaOH dan kemudian dilakukan pengujian dengan kertas lakmus. Uap ammonium yang dihasilkan dapat merubah kertas lakmus merah menjadi biru. Pada larutan standar, larutan(NH4)SO4 ditambahkan NaOH lalu dipanaskan dan ketika kertas lakmus merah diletakkan di mulut tabung reaksi maka kertas lakmus tersebut berubah menjadi biru. Sedangkan untuk sampel urin juga ditambahkan larutan NaOH kemudian dipanaskan. Gas NH3 yang terlarut dalam air dapat mengubah kertas lakmus merah yang diletakkan di mulut tabung menjadi biru.
Gs amoniak yang dihasilkan dari pemanasan tersebut dapat merubah kertas lakmus menjadi biru karena amoniak bersifat basa. Dengan adanya perubahan kertas lakmus merah menjadi biru pada uji terhadap urin, maka dapat disimpulkan bahwa urin tersebut mengandung ion ammonia(NH4+)
Reaksi yang terjadi adalah:

NH4+ + OH- NH3 + H2O
3. Analisa ion Kalsium
Ion kalsium dapat dideteksi dari terbentuknya endapan putih tajam CaC2O4 yang terbentuk secara perlahan. Warna putih dapat tidak nampak jika urin berwarna kuning tajam. Dalam hal ini keadaan suram menunjukkan adanya ion kalsium.Sebagai standarnya 2mL Ca(NO3)2 0,01M ditambahkan dengan 10 tetes ammonium oksalat 0,2M terbentuk endapan putih tajam CaC2O4.
Pada sampel urin. Diambil 2mL urin kemudian ditambahkan dengan 10 tetes (NH4)2C2O4 0,2M dan larutan menjadi berwarna kuning keruh dan terbentuk sedikit endapan putih. Membuktikan bahwa sampel urin mengandung ion NH4+.Pada percobaan ini menghasilkan reaksi sebagai berikut
Ca2+ + C2O42- (CaC2O4)

4. Analisa ion Klorida
Ion klorida dapat diidentifikasi dari larutan berwarna hijau CuCl2 yang didapatkan dari penambahan 5 tetes CuSO4 0,1M pada 2mL NaCl 0,1M sebagai standarnya. Tetapi pada sampel urin sebanyak 2mL yang ditambahkan 10 tets HNO3 6M ( untuk menceah interferensi ion PO43- terhadap tes Cl ). Kemudian ditambahkan 5 tetes CuSO4 0,1M akan terbentuk endapan putih CuCl2. Hal tersebut menunjukkan adanya ion Cl-. Namun dalam percobaan ini menghasilkan larutan berwarna kuning bening dan tidak terbentuk endapan putih. Hal ini mungkin disebabkan karena larutan yang ditambahkan seteah HNO3 pada sampel urin bukanlah larutan CuSO4 melainkan yang digunakan seharusnya adalah larutan AgNO3 sehingga akan terbentuk endapan putih.
Endapan tersebut membuktikan bahwa kinerja organ hati dari orang tersebut kurang normal sehingga proses netralisis yang dilakukan terhadap zat-zat tertentu menjadi tidak berlangsung sempurna. Klorida merupakan ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion. Klorida yang terdapat dalam urin berasal dari makanan yang mengandung garam (NaCl). Pada percobaan ini menghsilkan reaksi sebagai berikut :
Cu2+ + 2Cl- CuCl2

5. Analisa ion Sulfat
Ion sulfat dapat diidentifikasi dengan adanya endapan putih BaSO4 yang terbentuk. Sebagai standarnya 2mL (NH4)2SO4 0,02M ditambahkan dengan 10 tetes BaCl2 0,1M terbentuk endapan putih.
Pada sampel urin, diambil 2mL urin kemudian ditambahkan dengan 10 tetes BaCl2 0,1 M dan menghasilkan endapan putih dalam larutan yang masih berwarna kuning. Hal tersebut menunjukkan bahwa urin mengndung ion sulfat dn warna larutan yang masih kuning, menunjukkan bahwa urin masih terinterfensi ion PO43-.
Pada 2mL sampel urin ditambahkan 5 tetes HCl 6M untuk mencegah ion terinterferensi ion PO43- terhadap tes SO42-. Seharusnya ion PO43- sudah habis bereaksi dengan HCl namun kenyataannya masih bereaksi. Mungkin disebabkan kurangnya konsentrasi HCl. Pada percoobaan ini menghasilkan reaksi sebagai berikut :
Ba2+ + SO42- BaSO4

Menurut Wulangi (1990), menyatakan bahwa analisa urin itu penting, karena banyak penyakit dan gangguan metabolisme dapat diketahui dari perubahan yang terjadi didalam urin. Zat yang dapat dikeluarka dalam keadaan normal tidak terdapat adalah glukosa, aseton, albumin, darah dan nanah.
Test urine bertujuan untuk memeriksa komponen yang berbeda dari urine sebagai produk buang dari ginjal. Test urine yang teratur dilakukan untuk menemukan gejala-gejala penyakit. Hasil test dapat member informasi tentang kesehatan dan maslah seseorang. System rennin- angiotensin-aldosteron (RAAS) on (RAAS) supaya bagian dari putaran umpan baliks kompleks yang berfungsi dalam homeostatis (Watimena, 1989).
Zat tertentu yang terdapat didalam urin, meskipun dalam keadaan normal zat tersebut tidak tampak. Seperti glukosa, asaton, albumin, darah dan nanah. Berbagai keadaan ketidaknormalan komponen urin adalah : (a) Glikosuria, yaitu terdapatnya glukosa dalam air kemih. Hal ini merupakan gejala terlalu banyak makan gula, meningkatkan aktifitas kelenjar adranal yang mengakibatkan banyak penguraian glikogen dan pembebasan glukosa dari hati, hipoinsulin, yaitu berkurangnya jumlah insulin (b) Aseonaria, adalah terdapatnya senyawa keton dalam urin karena terlalu banyak mengkonsumsi lemak atau jumlah karbohidrat yang tersedia untuk pembakaran berkurang. Aseton juga terbentuk saat keadaan lapar. (c) Proteinuria, adalah salah satu keadan dimana satu macam protein plasma yang terdapat dalam urin. Seperti terdapatnya albumin dalam urin (albuminaria). Hal ini menunjukan gejala penyakit (d) hematuria, yaitu terdapatnya darah dala urin karena infeksi pada ginjal atau salah satu air kemih (Walungi, 1990).
Pemeriksaan urin rutin meliputi kimia (berat jenis, pH, leukosit esterase, nitrit, albumin, glukosa, keton, urobilinogen, biliubin, darah), sedimen mikroskopis (eritrosit, leukosit, silinder, epitel sel, bakteri, kristal), dan makroskopis (warna dan kejernihan).
Manfaat Pemeriksaan: Mendiagnosis dan memantau kelainan ginjal/ saluran kemih termasuk infeksi saluran kemih (ISK); dan mendeteksi penyakit metabolik atau sistemik.
Urinalisis merupakan tes saring yang paling sering diminta oleh dokter karena persiapannya yang tidak membebani pasien (tidak perlu puasa)
Tujuan pemeriksaan urine adalah :
1. Mendiagnosa suatu penyakit, misal : infeksi saluran kencing, kecurigaan adanya batu saluran kencing, sindroma nefrotik dsb
2. Memantau perjalanan penyakit, misal pengobatan infeksi saluram kencing
3. Menentukan kemungkinan gangguan metabolisme, misal : diabetes militus, atau komplikasi kehamilan
Kelebihan Pemeriksaan urineadalah mudah dilakukan, biaya dapat terjangkau, dan banyak diminati oleh dokter.Ada beberapa macam peneriksaan yang menggunakan sampel dari urine diantaranya adalah:
1. Urine Lengkap
2. Test kehamilan
3. Test narkoba
http://www.cayalab.co.id/berita-173-pemeriksaan-urine.html
Tes urine biasanya digunakan perusahaan bagi para karyawan baru untuk menjalani prosedur penerimaan karyawan baru. Pada umumnya, tes urine meliputi deteksi keberadaan zat-zat yang seharusnya tidak terdapat dalam urine. Misalnya, protein, zat gula, bakteri, kristal-kristal tertentu dalam jumlah yang besar. Tes urine juga digunakan untuk mendeteksi kehamilan serta zat-zat narkoba. Penyakit yang dapat dideteksi melalui tes urine cukup banyak, antara lain penyakit ginjal, diabetes (kencing manis), gangguan hati (lever), eklampsia (pada wanita hamil), dan beberapa lagi lainnya. Pada penyakit-penyakit tersebut, tes urine tetap harus didampingi dengan pemeriksaan fisik. Sebab, tes urine hanyalah pelengkap atau penguat dugaan adanya penyakit dalam tubuh.
http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/kegunaan.tes.urine/005/005/226
VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Analisa ion-ion anorganik dalam urin dilakukan dengan analisis kualitatif yang hanya mendeteksi ada tidaknya zat dalam sampel urin tersebut tanpa melihat kuantitasnya.
2. Kandungan ion-ion anorganik dalam urin pada percobaan ini adalah Na+, NH4+, Ca2+ dan SO42-
DAFTAR PUSTAKA
Ali,I . 2008 . http://iqbalali.com./2008/02/10/urinalisis-analisis-keih/
diakses pada tanggal 20 Mei 2013
Banowati I, Reni . 2013 . Panduan Praktikum Kimia Anorganik II .
Yogyakarta : D III Analis Kimia FMIPA UII
Gonong, W.F. Fisiologi Kedokteran edisi 14 . Penerbit buku kedokteran .
EGC, alih bahasa oleh dr.Petrus Andrianto
Hidayat, dkk . 2006 . Mikrobiologi Industri . Yogyakarta : Andi Yogyakarta


Senin, 17 Juni 2013

PENENTUAN KONSTANTA KESETIMBANGAN REAKSI DISOSIASI



I.                    Tujuan
Menentukankonstantakesetimbanganreaksidisosiasi3)2]

II.                  Alat
1.       Erlenmeyer 250 mL
2.       Pipetukur 25 mL
3.       Pipetukur 10 mL
4.       Propipet
5.       Buret
6.       Statif
7.       Klem
8.       Coronggelas
9.       Kertashitam
10.    
III.                Bahan
1.       Larutan AgNO30.01 M
2.       Larutan NH3 2 M
3.       LarutanKBr 0.01 M
4.       Akuades

IV.                Prosedurkerja
Pembuatankonplekperakdiamin
1.       Disiapkan 4 buah Erlenmeyer bersih 250 mL
2.       Dicampur AgNO3 , NH3danakuadespadamasing-masing Erlenmeyer dengankomposisisebagaiberikut :
Erlenmeyer
Larutan AgNO3 0.01 M
Larutan NH3
2 M
Akuades
1
10 mL
5 mL
35 mL
2
10 mL
8 mL
32 mL
3
10 mL
10 mL
30 mL
4
10 mL
15 mL
25 mL
               
Titrasi ion perakbebasdenganKBr 0.01 M
1.       Disiapkanalattitrasi
2.       DiisiburetdenganKBr 0.01 M
3.       Dititrasimasing-masinglarutan Erlenmeyer 1,2,3,4, sampaiterbentuklarutanputihkeruhpermanen
4.       Diamatititikakhirnya



V.                  Data pengamatan
Erlenmeyer

Larutan AgNO3 0.01 M
Larutan NH3
2 M
Akuades
Volume KBr
1
10 mL
5 mL
35 mL
1.5 mL
2
10 mL
8 mL
32 mL
3.1 mL
3
10 mL
10 mL
30 mL
3.3 mL
4
10 mL
15 mL
25 mL
3.5 mL

VI.                Analisis data = banyakbanged ..L
VII.              Pembahasan= udahkemaren
VIII.            Kesimpulan =punyakusalahisikesimpulanlaporankamuajja
Kesetimbangandisosiasiadalahsuatujenisreaksi yang melibatkanpenguraianyaitupenguraiansuatuzatmenjadibeberapazat lain yang lebihsederhana. Disosiasitidaksamadengandekomposisi, karenadekomposisipenguraiansenyawanyatidakmempunyaireaksibalik .Disosiasidapat di sebabkanolehpemanasan. Dalam system kesetimbangan, disosiasidekenaldebganadanyaderajatdisosiasi ( yaitu perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula
     Padasaatkesetimbangan, konsentrasizat-zatselalutetap, makadiperolehhargatetapankesetimbangan. Padareaksikesetimbangan, hasil kali konsentrasihasilreaksi yang di pangkatkankoefisiennyadibagidenganhasil kali konsentrasi yang di pangkatkankoefisiennyaakantetappadasuhutetap yang di sebutdenganHukumKesetimbangan.
     Harga (K) padasetiapreaksiberbedadenganreaksi lain meskipunsuhunyasama, tetapipadareaksi yang mempunyaiharga (K) samaakanberbahjikasuhunyaberubaeh. Hargatersebut di gunakanuntukmengetahuiinformasihasilreaksidankondisireaksibolak- balikdengankondisitertentusertauntukmenentukankomposisizat-zatdalamkeadaansetimbangdimanakeadaansuataureaksidapatbalik yang terjadidalamsuatu system, dimanakecepatanreaksikekanansamadenganreaksikekiri.
     Hargatetapankesetimbangandapat di perolehdariduacarayaitu :hargatetapankesetimbangan yang di perolehberdasarkankonsentrasi (Kc) danhargatetapankesetimbangan yang di perolehberdasarkandarihargatekanan. Berdasarkanpersamaan gas ideal, dapat di carihubunganantaraKcdenganKp. Salah satukegunaankonstantakesetimbangankimiaadalahmemprediksiarahreaksi. Faktor yang dapatmengubahkesitimbangankimiaadalahkonsentrasi, suhu, tekanan, atau volume pada system yang mengandungfasa gas.
     Di dalampraktikuminipenentuankonstantakesetimbanganreaksidisosiasi Ag (NH3)2+akanterjadipembentukankompleksantara ion perakdenganamoniak.
Ag+ (Aq) + 2NH3
Ion kompleksbiasanyaakanterbentukketikasuatumolekulatau anion diikatkanpadakationlogam. Biasanyakationlogammerupakanlogamtransisi, seperti Ag+ atau FE3 molekulatau anion yang terikatpada ion logamodisebutligan. Jumlahikatandariliganke in logamdisebutbilangankoordiinasi. Untuk ion perakdiaminbilangankoordinasinyaadalahsatu. Tetapankesetimbanganuntukreaksipembentukakompleksadalah K1 =
Didalampembuatankompleksperakdiaminyaitudengancaradicampurkanlarutan AgNO3 0,01M danlarutan NH3 2M sertaaquadesdengankomposisi yang berbeda-bedasebanyak 4 macam ,dengan volume total darilarutantesebutadalah 50 mL. Dari pembuatankompleksperakdiamindapat di tentukanmmol NH3 yang di tambahkanpadamasing-masingerlemeyer, yaitu : 10mmol, 16mmol,20mmoldan 30mmol. Dapat di tentukanjugammolkomplekperakdiamin yang terbentukdenganmenganggapsemua Ag+habisbereaksiyaitu 0,1mmol.
     Kemudianlarutandititrasidengankaliumbromida 0,01 M sampaiterbentuklarutanputihkeruhpermanen. Volume KBr yang dibutuhkanuntukdititrasiyaitu 1,5mL, 3,1 mL, 3,3 mL, untuksetiapmasing-masingerlemeyer. Dari data volume titrasidapatdihitungmmol ion Br- yaitu 0,015 mmol, 0.031 mmol, 0.033 mmol, dan 0.035 mmol.  Titrasimenyebabkanterjadinyapengenceranpadakonsentrasimasing-masingspesies. Dari volume totalyangdidapatkandarilarutansetelahdilakukukanpenambahanKBrsaattitrasi, kitadapatmenghitungkonsentrasi (dalam molar) masing-masingspesiesdengan volume total tersebut, sehingga di hasilkan :
[ Ag (NH3)2+ ] awal = 1.942 x 10-3 M, 1.883 x 10-3 M, 1.876 x 10-3 M, 1.869 x 10-3 M
[ NH3]             = 0.194 M, 0.301 M, 0.375 M, 0.561 M
[ Br- ]            = 2.913 x 10-4 M, 5.838 x 10-4 M, 6.191 x 10-4 M, 6.542 x 10-4 M
Sedangkankonsentrasi [Ag+] didapatkandenganrumus :
[Ag+] = yaitusebesar 1,716x10-9M, 0,856x10-9M, 0,808x10-9M, 0,764x10-9 M

Dari data-data tersebut, kitadapatmenghitungkonsentrasipadasaatsetimbangmasing-masingspesiesdenganmencarikonsentrasiawaldankonsentrasiketikabereaksiterlebihdahulu. Kemudiannilaikonstantakesetimbanganuntukmasing-masing Erlenmeyer dapat di perolehdenganmenggunakankonsentrasipadasaatsetimbangtersebutdenganrumus K2. Sehinggadihasilkan K2untukmasing-masingspesiesadalah 3.30 x 10-8, 4.12 x 10-8, 6.06 x 10-8dan 12.86 x 10-8. Setelahdirata-rata didapatkan K2sebesar 16,695 x 10-8
     Di dalampraktikumini, spesies yang paling mudah di tentukanadalah  ion Ag+ yaitudengantitrasimenggunakanlarutanstandarKBr. Ion perakakanbereaksidengan ion bromidemembentukendapanputih Ag+ (aq) + Br-AgBr(s).maka, yang mendasaripenentuan ion Ag+adalahreaksipengendapan. Dari volume titrasi yang didapatkanadalahsemakinbanyak. Sehinggamempengaruhikonsentrasiawalreaksitersebutsemakintinggidansecaraotomatiskonsentrasipadasaatsetimbangjugasemakintinggi. Nilai K2 yang diperoleh pun semakinrendah. StabilitaskompleksAg(NH3)2kecil. Karenanilai K2 yang diperolehjugakecil, dansemakinstabil.
     Manfaatkesetimbangankimiapada industry kimiaadalahpengontrolandengantelitidaripengaruhlajureaksidankonsentrasikesetimbanganberperanpentingdalammetodeproduksiuntukmendapatkankeuntungan, kimiadanteknikkimiamencobauntukmenemukankombinasiantara proses reaksidankondisidimanamemproduksiprodukdalamjumlahbesartapidenganbiayakecil. Dengn kata lain, metodeproduksi yang ditemukanharusmempertimbangkanpersoalansepertikeselamatandanpertimbnaganlingkungan.



Minggu, 16 Juni 2013

Analisa Ion Berdasarkan Reaksi Redoks


I.            Tujuan
1.     Mahasiswa memahami konsep reaksi redoks
2.    Mahasiswa memahami aplikasi/fungsi reaksi redoks dalam analisis kualitatif anorganik

II.         Alat
1.     Tabung reaksi
2.    Rak tabung reaksi
3.    Pipet tetes
4.    Pembersih tabung reaksi

III.      Bahan
1.     CuSO4
2.    KI
3.    Pisau lipat baru
4.    MnSO4.H2O
5.    K2S2O8
6.    H2SO4
7.    AgNO3
8.    KMnO4
9.    K2Cr2O7
10. Indikator Amilum
11.  NaNO3
12. Na2SO3












IV.         Prosedur Kerja



 








V.Data Pengamatan
ION
PERLAKUAN
PENGAMATAN
Cu2+ (biru muda)
·         Ditambahkan KI
·         Ditambahkan Na2SO3
·         Warna larutan kuning pekat
·         Warna larutan lebih encer menjadi kuning bening
Cu2+ (biru muda)
·         Mata pisau lipat dicelupkan dalam larutan Cu2+
·         Mata pisau berkarat dan mata pisau tersalut logam tembaga warna merah bata
Mn2+(tidak berwarna)
·         Ditambahkan K2S2O8 padat
·         Ditambahkan H2SO4 encer dan AgNO3encer
·         Dididihkan campuran larutan
·         Larutan tidak berwarna
·         Larutan berwarna coklat bening
·         Terbentuk endapan hitam dan timbul gas
·         Larutan berwarna coklat tua
SO32- (tidak berwarna)
·         Ditambahkan KMnO4 yang telah diasamkan dengan H2SO4 encer
·         Larutan berwarna merah muda
SO32- (tidak berwarna)
·         Ditambahkan K2Cr2O7 yang telah diasamkan dengan H2SO4 encer
·         Larutan menjadi berwarna kuning bening
NO2- (tidak berwarna)
·         Ditambahkan KI yang telah diasamkan dengan H2SO4 encer
·         Ditambahkan indikator
·         Warna larutan coklat tua dan ada endapan hitam
·         Warna larutan menjadi biru keunguan dan ada endapan

II.         Analisa Data





III.      Pembahasan
Dalam analisa kualitatif ion anorganik, reaksi redoks sering digunakan sebagai dasar analisa. Reaksi redoks adalah reaksi dimana terjadi perubahan bilangan oksidasi yang disertai dengan pertukaran elektron antar pereaksi. Reaksi redoks merupakan pasangan reaksi yaitu reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Reaksi reduksi adalah reaksi dimana terjadi penurunan bilangan oksidasi atau terjadi pengikatan elektron. Sebaliknya reaksi oksidasi adalah reaksi dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi atau terjadi pelepasan elektron. Oleh karena itu reaksi reduksi dan oksidasi selalu berlangsung secara bersamaan, dimana elektron yang dilepaskan oleh suatu pereaksi diambil oleh pereaksi yang lain.
Dengan demikian zat yang mengalami oksidasi dapat mereduksi zat lain disebut reduktor, zat yang mengalami reduksi dapat mengoksidasi zat lain disebut oksidator. Dalam reaksi redoks banyaknya elektron yang dilepaskan oleh zat reduktor sama dengan banyaknya elektron yang diterima oleh zat oksidator. Contoh oksidator adalah KMnO4 , air raja yang merupakan campuran antara HCl pekat dan HNO3 pekat. Contoh reduktor adalah Halogen, Cl2, Br2, I2, logam seperti Zn, Fe, dan Al.
Sel yang menghasilkan transfer bentuk energi listrik menjadi energi kimia atau sebaliknya melalui saling interaksi antara arus listrik dan reaksi redoks yaitu sel elektrokimia. Ada 2 macam sel elektrokimia yaitu :
1.     Sel Volta atau Sel Galvani
Dalam sel volta, reaksi redoks akan menimbulkan arus listrik. Dengan kata lain, energi kimia diubah menjadi energi listrik. Contoh : batu baterai dan aki.
2.    Sel Elektrolisis
Dalam sel elektrolisis, arus listrik akan menimbulkan reaksi redoks. Dengan kata lain, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Contoj : penyepuhan logam.

Baik dalam sel volta maupun sel elektrolisis, reaksi redoks berlangsung pada bagian-bagian yang disebut elektrode-elektrode. Elektrode tempat terjadinya oksidasi disebut anoda dan elektrode tempat terjadinya reduksi disebut katoda. Suatu reaksi reduksi (pengikatan elektron) dapat menimbulkan potensial listrik tertentu yang disebut potensial reduksi atau potensial elektroda. Lambangnya E0.
Aplikasi reaksi redoks diantaranya adalah :
1.     Zat pemutih
Senyawa yang dapat digunakan untuk menghilangkan warna benda seperti tekstil, rambut, dan kertas. Penghilangan warna terjadi melalui reaksi oksidasi. Oksidator yang biasa digunakan adalah NaOCl dan H2O2.
2.    Fotosintesis
Merupakan proses reaksi oksidasi-reduksi biologi yang terjadi secara alami. Organisme yang terlibat mampu menggunakan energi dalam cahaya matahari melalui reaksi redoks menghasilkan oksigen dan gula.
3.    Pembakaran
Pada pembakaran, C3H8 diudara mengandung O2 atom karbon tereduksi membentuk CO2 dan atom oksigen tereduksi menjadi H2O.
4.    Redoks dalam fotografi
5.    Pernapasan sel

6.    Las karbits
Dapat mempercepat pematangan buah

7.    Penyepuhan emas

8.    Peleburan bijih logam 

9.    Penggunaan batu baterai
10. Penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah
Dalam percobaan ini, dilakukan beberapa analisa ion berdasarkan reaksi redoks. Diantaranya sebagai berikut :
1)    Analisa Cu2+
Larutan CuSO4 ditambahkan KI menghasilkan larutan berwarna kuning pekat kemudian ditambahkan Na2SO3 menghasilkan larutan kuning bening menjadi lebih encer.







1)    Analisa Cu2+
Potongan mata pisau lipat yang bersih dicelupkan dalam larutan CuSO4 mengakibatkan mata pisau berkarat dan mata pisau tersalut logam tembaga berwarna merah bata. Membuktikan adanya besi (II) dalam larutan.


1)    Analisa Mn2+
Larutan MnSO4 ditambahkan K2S2O8 padat larutan tidak berwarna kemudian ditambahkan H2SO4 1 M dan AgNO3 0,1 N larutan berwarna coklat bening. Setelah dididihkan terbentuk endapan hitam dan timbul gas warna larutan coklat.




1)    Analisa SO32-
Larutan Na2SO3 0,5 M ditambahkan larutan KMnO4 yang telah diasamkan dengan H2SO4 1 M menghasilkan larutan berwarna merah muda.

1)    Analisa SO32-
Larutan Na2SO3 0,5 M ditambahkan larutan K2Cr2O7 yang telah diasamkan dengan H2SO4 1 M menghasilkan larutan berwarna kuning bening.


1)    Analisa NO32-
Larutan NaNO2 ditambahkan dengan KI yang telah diasamkan dengan H2SO4 1 M menghasilkan endapan dan larutan berwarna coklat tua. Setelah ditambahkan indikator amilum warna larutan menjadi biru keunguan dan endapan biru.
   Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1.     Reaksi redoks dapat ditinjau dari 3 tahap yaitu :
a.    Berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa sedangkan oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen dari suatu senyawa.
b.    Berdasarkan pelepasan dan pengikatan elektron, reduksi adalah reaksi pengikatan elektron sedangkan oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.
c.    Berdasarkan pertambahan dan penurunan bilangan oksidasi, reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi sedangkan oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi.
2.    Reaksi redoks adalah reaksi serah terima elktron dan disertai perubahan bilangan oksidasi.
3.    Selain dapat digunakan sebagai analisa ion dalam analisis kualitatif, reaksi redoks juga dapat diaplikasikan atau memiliki fungsi di kehidupan sehari-hari seperti zat pemutih, fotosintesis, pembakaran, pengaratan logam, pengaratan besi dan lain-lain.